Thursday, June 21, 2018

Filled Under:

Penjelasan Mengapa Zina Itu Disebut Hutang Keturunan Yang Harus Dibayar Oleh Keluarga.


Gambar Hanyalah Hiasan
Sesungguhnya zina adalah hutang, yang sangat mungkin akan menyeret keluarga dan keturunan kita kelak. Apa maksudnya zina adalah hutang? Mari kita semak hadis Rasulullah berikut:
Abu Umamah menceritakan, “Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!” Para sahabatpun bergegas mendatanginya dan mengherdiknya, “Diam kamu, diam!” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk di hadapan beliau.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika puterimu dizinai orang?”.
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika puteri mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika bibikmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibik mereka dizinai”
“Relakah engkau jika bibik dari ibumu dizinai?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibik mereka dizinai.”
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sambil berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya.”
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina,” (HR. Ahmad).
Dari penjelasan Rasulullah dalam hadis di atas, kita boleh mengetahui bahwa ketika seorang lelaki berzina dengan seorang wanita, sama saja lelaki tersebut tengah menzinai seorang anak perempuan, seorang adik perempuan, seorang calon isteri, bahkan juga seorang calon ibu. Sedarilah bahawa perempuan itu memiliki ayah yang tentu tidak rela anaknya dizinai, perempuan itu memiliki keluarga yang takkan berkenan dirinya dinodai.
Bayangkan apa rasanya jika kelak engkau memiliki anak perempuan dan anakmu itu dizinai oleh pemuda yang bermain-main saja dengannya? Bagaimana rasanya? Atau, bayangkan jika engkau menikahi seorang yang kau anggap baik, namun ternyata ia pun pezina seperti dirimu. Maka berhentilah berzina, kalau tidak ketahuilah bahwa zina itu hutang, yang boleh saja mengharuskan keluarga atau keturunanmu untuk membayarnya. Na’udzubillah min dzalik.
Dalam suatu kisah, seseorang datang dan bertanya kepada Imam Syafi’i, “Mengapa hukuman bagi para pezina sedemikian beratnya?” Maka wajah Imam Syafi’i pun memerah, pipinya merona delima. Lalu beliau berkata, “Kerana zina adalah dosa yang bala (besar risikonya). Akibatnya akan mengenai keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga tikus dirumahnya dan semut di liang sekitar rumahnya.”
Orang itu kembali bertanya, “Mengapa pelaksanaan hukumannya dengan itu? Sebagaimana Allah berfirman, ” Dan janganlah rasa hibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama.” Maka Imam Syafi’i pun terdiam, ia menunduk lalu menangis. Setelah tangisnya berhenti, beliau berkata, “Sebab zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat seseorang menjadi hiba. Kemudian syaitan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya.”
Lalu orang itu bertanya kembali, ”Dan mengapa Allah berfirman, “Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka (pezina) disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman? Bukankah hukuman bagi pembunuh, orang murtad dan pencuri, Allah tidak mensyaratkan menjadikannya tontonan?” Seketika janggut imam Syafi’i basah, ia tergoncang. Lalu beliau berkata, “Agar menjadi pelajaran.” Ucapnya sambil teresak.
“Agar menjadi pelajaran,” Beliau tersedu.
“Agar menjadi pelajaran,” Beliau kembali teresak.
Kemudian dia bangkit dari duduknya dan matanya kembali menyala, dia kembali bersemangat dan berkata, “Sebab ketahuilah oleh kalian bahawa sesungguhnya zina adalah hutang. Dan sungguh hutang tetaplah hutang. Salah seorang dalam nasab/keturunan pelakunya pasti harus membayarnya.”
Semoga dapat menjadi pengingat bagi kita untuk menjauhi zina.
Lakukan 3 Perkara Mudah-Mudahan Dosa Zina Diampuni Allah
Setiap umat muslim sudah mengetahui bahwa perbuatan zina merupakan perbuatan yang termasuk kedalam kategori dosa besar. Allah SWT melarang manusia untuk mendakati zina (apalagi melakukannya). Perbuatan ini akan menyeret manusia kedalam jurang kesesatan. Seseorang yang melakukan zina akan hina di hadapan Allah SWT dan juga akan hina di mata orang lain. Alangkah baiknya jangan pernah mendekati zina, apalagi sampai melakukannya.
Tidak bisa dipungkiri, sudah sering kita melihat para remaja maupun dewasa sudah dicecoki kehidupan yang modern seperti kebarat-baratan. Zinapun sudah merambat anak usia SMP, SMA hingga kuliah. Kehidupan yang bebas, tidak ada pengawasan orang tua atau didikan yang baik dari orang tua, mereka melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sudah banyak umat muslim terjerumus kedalam perbuatan ini. Bahkan mereka tidak malu lagi melakukannya di depan orang banyak.
Lantas apakah benar bahwasanya Allah SWT akan mengampuni dosa zina ?
Firman Allah SWT yang artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
Ayat diatas menjelaskan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa semuanya. Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Hanyalah kepada Allah tempat kita berserah diri, memohon ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan baik yang sengaja, tidak sengaja, sebesar debu hingga dosa seluas lautan. Setiap manusia sudah berkewajiban untuk memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT. Jangan setengah atau main-main dalam memohon ampunan kepada Allah, lakukanlah dengan kesungguhan hati serta keikhlasan hati. Berikut 3 syarat yang harus dipenuhi setiap muslim, Insya Allah dosa zina akan diampuni, amin. Berikut ulasannya :
1. Taubat
Firman Allah SWT yang artinya :“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At Taubah: 104).
Sudah kewajiban untuk taubat memohon ampunan kepada Allah jika berbuat dosa. Dari arti ayat diatas Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya. Taubatlah dengan sungguh-sungguh dalam hatim dan akan menjauhi perbuatan zina. Orang yang bertaubat tidak akan lagi mengulangi dosa (maksiat) perbuatan zina. Tidak pernah lagi mendekati perbuatan tersebut. Taubatlah dengan taubat Nasuha. Allah akan membukakan pintu maaf bagi setiap hamba yang bersungguh-sungguh kepada-Nya.
2. Menyesal
Firman Allah SWT yang artinya : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).
Selain berhenti untuk melakukan dan mendekati perbuatan zina (maksiat lainnya). Seorang hamba yang ingin dosanya terhapus dan dimaafkan oleh Allah SWT, memiliki rasa penyesalan dalam hati atas perbuatan zina tersebut. Karena sangat menyesal, pastinya tidak akan pernah mengulanginya lagi di masa yang akan datang. Dan selalu memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
3. Tidak melakukan kemaksiatan lagi
Firman Allah SWT yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An Nisa’: 145-146).
Sudah kewajiban bagi setiap orang yang bersungguh-sungguh memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT tidak lagi akan mengulangi perbuatan zina (maksiat) yang dilakukannya. Dan senantiasa selalu membenteng diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dengan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Sahabat renungan Islam, Allah SWT begitu sangat menyayangi hamba-hamba-Nya dan menerima taubat hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Bersegeralah bertaubat, Jangan menunda-nunda untuk bertaubat dan jangan pernah berputus asa. Firman Allah SWT yang artinya :
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
Dengan kesungguhan hati, penyeselan yang mendalam serta ikhlas bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Insya Allah akan diampuni. Amin
Sumber 1 : kataustaz.com
Sumber 2 : islam itu indah
Sumber : kuasa-viral





0 comments:

Post a Comment